Sabtu, 09 Januari 2010
Polysemia Itu Bermakna Keindahan (dan Juga Kerja Keras)
Setiap Sabtu pagi, seperti biasa saya ada di sebuah tempat yang selalu membuat saya antuasias untuk berdiskusi. Tempat itu bernama PKMBP, Pusat Kajian Media dan Budaya Populer, yang resmi berdiri tahun 2005 walau embrio-nya sudah ada sejak tiga tahun sebelumnya. Tempat di mana saya menemukan forum diskusi yang sebenarnya. PKMBP saya dirikan bersama lima orang teman lain dan di dalam perjalanannya merupakan tempat bagi rekan-rekan yang ingin menemukan forum diskusi dan riset. Ada beberapa teman yang sudah pergi, juga ada teman-teman yang masih berjibaku untuk mewujudkan demokrasi melalui kemerdekaan bermedia dan literasi media.
Membicarakan PKMBP saya juga teringat dengan sebuah pidato pengukuhan guru besar. Bulan lalu, tepatnya tanggal 21 Desember 2009, saya menghadiri pidato pengukuhan guru besar dekan saya, Prof. Dr. Pratikno, M.Soc.Sc. Pengukuhan itu, selain merupakan pengakuan kemampuan akademis beliau, juga menunjukkan betapa dekan saya itu memiliki jaringan sosial yang luas. Satu inspirasi lagi bagi saya adalah rekam jejak aktivitas beliau.
Salah satu yang menarik adalah ia pernah aktif di sebuah organisasi masyarakat sipil terkemuka di Yogyakarta. Ini menunjukkan pada saya bahwa aktivitas sebagai akademisi dan “aktivis” adalah aktivitas yang saling mendukung, dan tidak bertentangan satu sama lain. Pak Tik, begitu kami memanggilnya, telah memberikan inspirasi bagi saya dengan caranya sendiri. Saya menjadi semakin yakin dengan aktivitas yang saya lakukan. Saya juga pernah membaca ada seorang guru besar dari bidang pertanian UGM yang membidani lahirnya sekitar 30 LSM atau OMS (Organisasi Masyarakat Sipil) walau tidak ada informasi apakah ia aktif terlibat dalam semua aktivitas tersebut.
Saat ini kami sedang merumuskan kembali media kami, yang bernama Polysemia. Newsletter kami ini sudah dua tahun lebih tidak terbit dan kini kami berusaha merumuskan media yang semoga lebih mendalam dan bagus. Kami sedang berusaha. Saya jadi tertarik membahas kembali media kami ini.
Apa itu polysemia? Nama ini berarti “the quality of having multiple meanings at the same time”. Teks yang seperti ini disebut “polysemik”. Nama tersebut saya ambil dari buku Jonathan Bignell (2004), yang berjudul “An Introduction to Television Studies”. Nama ini, walaupun agak susah dan sulit dihapalkan, tetaplah nama pilihan terbaik dan menyampaikan makna yang mirip dengan lembaga yang menerbitkannya.
Newsletter adalah salah satu media yang kami susun bersama. Kami juga berusaha secara rutin, minimal setahun sekali, menerbitkan buku. Di sinilah saya benar-benar percaya dengan kecerdasan kolektif, dan bahwa bekerja sendirian, walau bagaimana pun, tidak akan berdampak besar, sebesar bekerja kolaboratif.
Sudah lima buku yang kami tulis dan hal yang paling membahagiakan adalah hasil pemikiran di buku itu membantu pihak lain. Saya sangat senang ketika ada rekan dari Medan yang mengatakan bahwa buku pertama kami sangat membantu dirinya. Juga seseorang yang menyusun tesis berdasarkan buku kami.
Kami memiliki konvensi bahwa secara bergantian kami akan menjadi editor. Itu sudah terwujud di mana empat dari kami sudah pernah menjadi editor. Rekan yang “belum” menjadi editor adalah Iwan Awaluddin. Ia sedang mengedit buku tentang literasi media. Semoga segera terbit tidak terlalu lama lagi.
Inilah buku-buku yang sudah kami terbitkan:
1. Menyingkap Profesionalisme Kinerja Surat Kabar di Indonesia (ISBN 979 – 3333 – 83 – 5) oleh Rahayu (editor) diterbitkan Januari 2006.
2. Riset Audiens dalam Kajian Komunikasi (ISBN 978 – 979 – 16770 – 0 -4) oleh Puji Rianto (editor) diterbitkan April 2008.
3. Metodologi Riset Komunikasi: Panduan untuk Melaksanakan Penelitian Komunikasi (ISBN 978 – 979 – 16770 – 1 -1) oleh Pitra Narendra (editor) diterbitkan Juni 2008.
4. Berkawan dengan Media: Literasi Media untuk Praktisi Humas (ISBN 978 – 979 – 16770 – 2 - 8) oleh Wisnu Martha Adiputra (editor) diterbitkan Februari 2009.
5. Publik untuk Publik: Analisis Siaran Berita RRI Pro3 selama Kampanye Pemilu Legislatif 2009 (ISBN 978 – 979 – 16770 – 3 – 5) oleh Puji Rianto, Iwan Awaluddin, dan Wisnu Martha Adiputra, diterbitkan Agustus 2009.
Sementara itu, buku tentang literasi media dan buku “Publik untuk Publik” part 2, atau berjudul “Publik Menyapa” sedang “digoreng”. Kami berharap akan bisa terbit tidak terlalu lama lagi. Walau demikian, ada satu hal yang mengganjal, naskah untuk Polysemia edisi baru belum ada yang mengumpulkan…saya harap teman-teman yang saya tag mengumpulkannya paling lambat tiga hari ke depan.
Nah, itulah sedikit cerita tentang PKMBP dan juga Polysemia, semoga lembaga ini semakin maju dan terus berkontribusi lebih baik lagi di tengah-tengah masyarakat sesuai visi yang sudah disusun bersama….
Semoga kami semakin konsisten bekerja keras untuk terus “berjuang” atas nama kebebasan bermedia dan kecakapan bermedia untuk demokrasi!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Menulis Lagi, Berjuang Lagi
Di akhir tahun mencoba lagi menulis rutin di blog ini setelah sekitar enam tahun tidak menulis di sini, bahkan juga jarang sekali mengunjung...
-
Baru-baru ini kita dikejutkan kembali oleh peristiwa penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW. Set e lah penyebaran film Fitna tahun lalu, kal...
-
Untuk seorang sahabat lama di hati dan bukan dalam kehidupan nyata.... Entah mengapa aku sangat merindukanmu sekarang. "Urgency of now...
-
Membicarakan “nyala api”, entah mengapa saya jadi ingat dengan lagu the Doors, “Light My Fire”. Mungkin makna lagu ini tidak ada hubungan la...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar