Senin, 04 Januari 2010

Perpisahan Itu Terkadang Indah


Perpisahan tidak selalu dimaknai sebagai sebuah kesedihan atau sesuatu yang membikin nelangsa. Begitulah yang termaknai dari album ini. Album ini adalah album yang indah dan menjadi penutup tahun 2009 yang juga relatif sempurna. Walau sepanjang tahun tidak berjalan mulus, setidaknya kita telah melewatinya. Bukankah begitu, teman?

Belakangan memang banyak muncul album musik yang bercerita. Cerita itu bisa cerita yang intelek semacam album Melacholic Bitch terakhir, atau cerita sehari-hari seperti yang ada di album ini. Intinya, berceritalah, jangan takut dianggap sepele ataupun banal. Toh, setiap cerita punya jiwa, setiap cerita memiliki pesannya sendiri sendiri. Lebih baik mendapatkan pengalaman otentik melalui cerita yang disampaikan seseorang daripada mendapatkan propaganda tentang kelebihan-kelebihan semu orang lainnya.

Cerita perpisahan di album ini sangatlah indah. Cerita dimulai dari putusnya sang tokoh dengan kekasihnya. Ini tercermin di lagu pertama “The Breakup”. Lagu-lagu selanjutnya bercerita tentang perpisahan tersebut, bagaimana sang tokoh berjuang melupakan kekasihnya. Usaha yang tidak mudah karena bahkan bau bantal pun memberikan kenangan ketika bersama…I’m sitting on…not because it’s comfy / it has your smell..

Setelah lima bulan sekali pun, sang tokoh masih merasa kekasihnya adalah segala-galanya. Cerita ini termaknai dari lagu “Everything”. Ia teringat ketika mereka tersenyum bersama. Sebenarnya berapa lama waktu yang diperlukan oleh seseorang untuk menyembuhkan rasa sakit atas kehilangan seseorang yang dicintai?

Walau sedih, sang tokoh ternyata tetap dapat bercanda, ia bercerita tentang kegusarannya atas gitar-gitar mantan kekasih (dalam lagu “ I Wish”). Lagu ini adalah titik balik bagi sang tokoh melupakan kehilangannya. Di lagu “Flood Song” ia sudah mulai menangkap keindahan dari kesendirian…I guess I’m enjoying this moment / write me a song, will ya…

Pada lagu “Uhh..Ahh” yang tanpa lirik, kita justru mendapatkan sang tokoh berbicara banyak. Ia mulai melupakan perpisahan itu. Sang tokoh mulai mendapatkan “pencerahan” dari perpisahannya…everything is just perfect the way it is / my heart sings…

Lalu masuklah kita pada lagu yang menjadi esensi dari album ini. Lagu “Good (for the Soul)” adalah inti dari cerita bahwa perpisahan itu terkadang indah dan berguna bagi jiwa. Bukankah hidup itu selalu dua sisi? Ada perpisahan, ada pertemuan. Belum lagi praksis di tengahnya. Warna mungkin hanya ada beberapa yang pokok, tetapi gradasinya, itu yang penuh dengan nuansa. Pada cerita “bonus” di lagu “Pillow St”, sang tokoh sudah melupakan mantan kekasihnya walau ia masih merindukannya.

Sungguh, perpisahan bisa bermakna indah dan juga membuat seseorang (atau sekelompok orang) menjadi kreatif, seperti halnya Andre Harihandoyo dan kawan-kawan ini. Album ini bukan hanya berguna bagi orang-orang yang sedang nelangsa karena perpisahan, bagi para pemusik atau siapa pun yang menulis teks mungkin juga berguna, yaitu bagaimana permasalahan sehari-hari, sederhana, dan tidak diinginkan, seperti perpisahan, dapat menjadi cerita yang bermakna dan indah.

Penyanyi : Andre Harihandoyo and Sonic People
Album : Good for the Soul
Tahun : 2009
Label : Demajors

Daftar lagu:
1. The Breakup
2. Justify
3. I’ll Wait for ou
4. Everything
5. Room for Everybody
6. I Wish
7. The Flood Song
8. Mr. Time
9. Uhh..Ahh..
10. Good (for my soul)
11. Pillow St.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menulis Lagi, Berjuang Lagi

Di akhir tahun mencoba lagi menulis rutin di blog ini setelah sekitar enam tahun tidak menulis di sini, bahkan juga jarang sekali mengunjung...