Kemungkinan sebagian besar dari kita memiliki pesan media favorit. Ada yang suka pesan media cetak, misalnya buku, majalah, atau suratkabar tertentu. Ada juga yang suka dengan pesan media penyiaran, program televisi atau radio tertentu, juga stasiun televisi tertentu. Begitu juga dalam konteks media baru, ada yang memiliki program komputer favorit, games favorit, dan juga situs favorit.
Saya sendiri punya pesan media favorit pada setiap jenis pesan media. Saya misalnya menjadikan Rolling Stone Indonesia sebagai bacaan favorit setiap bulan, Football Manager untuk game favorit, serta Koran Tempo, Kompas, dan situs berita detik untuk informasi harian.
Walau demikian, saya lebih terpengaruh oleh pesan media yang berasal dari musik rekaman. Sepanjang hidup saya mendengarkan banyak album musik. Banyak album tersebut yang berpengaruh pada kehidupan saya. Cara saya berpikir, cara saya mengantisipasi, dan menjalani hidup, sedikit banyak sangat dipengaruhi oleh album-album tersebut.
Bukan berarti pesan media lain tidak berpengaruh. Pesan media lain, terutama dari buku, tentu berpengaruh. Buku “Musashi” dan “Dunia Sophie” masih menginspirasi saya sampai saat ini. Tetapi itulah, album musik adalah jenis pesan media yang terus-menerus “menghantui” dan berpengaruh dalam hidup saya.
Album-album musik tersebut mempunyai makna lebih dari kata “favorit” bagi saya, bahkan sudah sampai pada level “berpengaruh” dalam kehidupan. Walau demikian, selain bermakna sangat personal, album tersebut ternyata memiliki “kualitas” yang bagus, minimal diberi apresiasi lebih ketika pertama kali dirilis.
Album-album paling berpengaruh bagi diri saya ada banyak. Saya memilih lima belas di antaranya. Lima belas album yang paling berpengaruh. Di dalam memiliih kelima belas album itu sendiri saya menggunakan konvensi dari diri saya sendiri, yaitu tidak memilih dua album dari penyanyi yang sama.
Hal ini cukup sulit, karena saya terpengaruh lebih dari satu album dari satu penyanyi. Tetapi saya mesti memilih.
Semua album tersebut berasal dari musik barat. Bukan apa-apa, saya menyukai musik Indonesia pada tahun 2007 dan menurut saya, tidak ada album yang cukup kuat berpengaruh pada hidup saya. Kalau lagu Indonesia sih banyak.
Kelima belas album paling berpengaruh tersebut saya pilih setelah melakukan “seleksi” yang ketat. Banyak album bagus tidak terpilih karena memang album tersebut hanya bagus tetapi tidak berpengaruh kuat pada saya. Album yang masuk kategori ini misalnya album-album Beck, Bob Dylan, Counting Crows, Coldplay, Blur dan lain sebagainya.
Uniknya, tidak ada penyanyi perempuan atau band bervokalis perempuan dari lima belas album tersebut padahal saya sangat menyukai Bjork, Suzanne Vega, dan Garbage. Mungkin karena ketika kita mendengarkan album, kita membayangkan kita ada di dalam album tersebut sehingga saya sangat sulit mengasosiasikan diri bila suara perempuan yang muncul.
Selanjutnya, kebanyakan album yang paling berpengaruh pada saya adalah album yang dirilis pada dekade 1990-an. Hal ini memperkuat asumsi bahwa musik yang lebih berpengaruh pada seseorang adalah musik yang ia dengarkan ketika ia beranjak dewasa.
Berikut ini lima belas album paling berpengaruh bagi hidup saya:
Peringkat 15, Spoon – Ga Ga Ga Ga Ga (2007)
Peringkat 14, Nine Inch Nails – With Teeth (2005)
Peringkat 13, Dire Straits – Brothers in Arms (1985)
Peringkat 12, A-Ha – Minor Earth Major Sky (2000)
Peringkat 11, Pearl Jam – Ten (1991)
Peringkat 10, Depeche Mode – Exciter (2001)
Peringkat 9, Radiohead – In Rainbow (2007)
Peringkat 8, REM – Automatic for the People (1992)
Peringkat 7, Nirvana – Nevermind (1991)
Peringkat 6, Sonic Youth – Murray Street (2002)
Peringkat 5, The Cure – Disintegration (1989)
Peringkat 4, Pet Shop Boys – Behaviour (1990)
Peringkat 3, Smashing Pumpkins – Mellon Collie and Infinite Sadness (1995)
Peringkat 2, Manic Street Preachers – This is My Truth Tell Me Yours (1998)
Peringkat 1, U2 – Achtung Baby (1991)
Terus terang, saya mendapatkan inspirasi yang penuh dari kelima belas album tersebut. Saya juga mulai “tersiksa” (dalam konteks yang positif) dengan semangat saya untuk menulis sesuatu, minimal satu tulisan, dalam sehari. Dua minggu ini saya sulit tidur karena memikir-mikirkan apalagi yang harus saya tulis keesokan hari.
Saya berencana mulai besok saya akan menulis tiga tulisan perhari berdasarkan kelima belas album di atas. Tulisan "pesan faktual" yang berujud takaran album, dan "pesan fiksional", dalam wujud puisi dan prosa (cerita pendek dan penggalan novel). Mumpung sedang bersemangat seperti sekarang. Tetapi untuk menjaga privasi, saya akan mempublikasikannya secara personal dan dipilih, tidak lagi saya buka untuk semua orang seperti biasanya. Termasuk untuk tulisan-tulisan yang merupakan karya akademis saya.
Benar, saya tidak bisa berhenti menulis dan saya hanya ingin membaginya.
Maaf jika menggangu…
(Untuk teman-teman yang saya tag, tulis dong tentang album musik atau pesan media favorit kalian...Keep writing friends!)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Menulis Lagi, Berjuang Lagi
Di akhir tahun mencoba lagi menulis rutin di blog ini setelah sekitar enam tahun tidak menulis di sini, bahkan juga jarang sekali mengunjung...
-
Baru-baru ini kita dikejutkan kembali oleh peristiwa penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW. Set e lah penyebaran film Fitna tahun lalu, kal...
-
Untuk seorang sahabat lama di hati dan bukan dalam kehidupan nyata.... Entah mengapa aku sangat merindukanmu sekarang. "Urgency of now...
-
Membicarakan “nyala api”, entah mengapa saya jadi ingat dengan lagu the Doors, “Light My Fire”. Mungkin makna lagu ini tidak ada hubungan la...
Coldplay mang oke banget tu Mas, hehe ... ^^
BalasHapusBtw kemarin saia jadi sie dokumentasi waktu ospek Mas, trus denger ceritanya mas wisnu soal menulis dan blog. Saya jadi bersemangat lagi buat ngeblog, satu postingan tiap hari!
hehe ... makasi banget lho Mas,
@Angga: terima kasih kembali...ayo menulis terus :)
BalasHapus