Apa yang kita pikirkan ketika mendengar nama Sigit? Mungkin jawabannya beragam. Salah satu yang pasti teringat, Sigit adalah nama umum untuk (anak) lelaki di Indonesia, setara dengan nama Agus ataupun Joko.
Tetapi Sigit yang ini adalah the S.I.G.I.T. yang merupakan nama pendek dari the Super Insurgent Group of Intemperance Talent. Band yang sangat bagus dan mempunyai prospek menjadi legenda musik Indonesia.
Bila mendengar nama Sigit, kita akan merasa familiar dengan nama itu. Tetapi bila mendengar kepanjangannya kita pasti mengerutkan dahi. Membingungkan. Apa kira-kira artinya? Cukup sulit menerjemahkan nama band ini apalagi bagi orang yang kemampuan bahasa Inggrisnya payah seperti saya…hehe…
Semua lirik lagu di mini album ini juga menggunakan bahasa Inggris walau logika di balik bahasanya masih sangat bernuansa Indonesia. Penggunaan bahasa Inggris ini sama dengan semua lagu di album sebelumnya, Visible Idea of Perfection, yang dirilis pada tahun 2005.
Bingung sedikit tak apalah…bila kita mendengarkan album ini lama-kelamaan banyak hal mengasyikkan kita dapat. Memang sih, untuk mendapatkan efek asyik tersebut, mendengarkannya tidak bisa hanya sekali atau sambil lalu. Mendengarkan album ini lebih dari sekali dan “dirasakan” musiknya. Barulah kita mendapatkan “sesuatu” yang asyik itu.
Lagu “Money Making”, “Bhang”, “Verge of Puberty”, dan “Lost” jelas berbicara tentang kondisi kekinian masyarakat kita di mana uang dan imaji lebih utama daripada esensi dan fakta. Juga pemaknaan baru atas tubuh (perempuan) ditambah alienasi yang ditimbulkannya. Band ini menangkap kegelisahan kita hidup sebagai warga masyarakat Indonesia.
Lagu ketiga adalah “Only Love can Break Your Heart”. Lagu ini adalah lagu lama milik Neil Young. Membuat saya harus mencari di koleksi musik saya. Saya pikir saya akan menemukannya di album Neil Young favorit saya, Harvest (1972). Ternyata saya menemukan lagu ini di album Greatest Hits. Si Sigit ternyata menyanyikannya lebih oke ketimbang Neil Young. Pilihan cover version yang bagus!
Lagu “ Midnight Mosque Song” adalah penutup yang indah sekaligus sedikit membingungkan. Bila kita memiliki konsepsi bahwa band rock dan masjid (atau rumah ibadah) adalah sesuatu kontradiksi, kita akan salah. Band ini menyatukan perilaku “rock” dan ibadah di masjid. Bahwa kontemplasi atas hidup dan Pemberi hidup dapat menjadi topik juga dalam sebuah lagu rock.
Atau memang kita tidak perlu mengkontraksikan apa-apa? Dalam hal mendengarkan album musik, dalam mengakses pesan fiksional, kita tidak perlu berpretensi dan berasumsi. Nikmati saja…nikmati rock yang mengasyikkan dari si Sigit!
Daftar lagu:
1. Money Making
2. Bhang
3. Only Love Can Break Your Heart
4. Verge of Puberty
5. The Party
6. Lost
7. Midnight Mosque Song
Harga Rp. 60.000,- plus DVD live perform mereka
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Menulis Lagi, Berjuang Lagi
Di akhir tahun mencoba lagi menulis rutin di blog ini setelah sekitar enam tahun tidak menulis di sini, bahkan juga jarang sekali mengunjung...
-
Baru-baru ini kita dikejutkan kembali oleh peristiwa penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW. Set e lah penyebaran film Fitna tahun lalu, kal...
-
Untuk seorang sahabat lama di hati dan bukan dalam kehidupan nyata.... Entah mengapa aku sangat merindukanmu sekarang. "Urgency of now...
-
Membicarakan “nyala api”, entah mengapa saya jadi ingat dengan lagu the Doors, “Light My Fire”. Mungkin makna lagu ini tidak ada hubungan la...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar