Kau adalah senja temaram yang perlahan hilang kemudian tinggal dalam kenangan
Kau adalah akhir lagu yang tak lagi terdengar pelan-pelan selanjutnya meringkuk di hati
Kau itu larik kalimat indah dan bernas yang kubaca dan kemudian menggedor eksistensi
Kau itu anai-anai konsep yang kupahami kemudian bertamasya dalam pikiranku
Kau mungkin bukan segalanya
tetapi kau ada di dalam dan luar tubuh fana ini...
(Jadi ingat dengan puisi pertama saya ketika masih kelas 1 SMA yang juga berjudul "Kau". Sebenarnya saya ingin menulis tentang Mbah Surip. Tapi ntar dulu deh...)
Rabu, 05 Agustus 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Menulis Lagi, Berjuang Lagi
Di akhir tahun mencoba lagi menulis rutin di blog ini setelah sekitar enam tahun tidak menulis di sini, bahkan juga jarang sekali mengunjung...
-
Untuk seorang sahabat lama di hati dan bukan dalam kehidupan nyata.... Entah mengapa aku sangat merindukanmu sekarang. "Urgency of now...
-
Baru-baru ini kita dikejutkan kembali oleh peristiwa penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW. Set e lah penyebaran film Fitna tahun lalu, kal...
-
Ada tiga fakta, hal nyata yang terasa dan terpikirkan, mengapa pagi ini begitu sendu. Pertama, gempa di Padang. Saya tidak menonton tv sepan...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar