Selasa, 11 Agustus 2009

Kembali Menjadi Kreatif (Resensi untuk Album "Kembali, yang Terbaik" oleh Ita Purnamasari)

Ada dua hal yang langsung saya “tangkap” begitu mendengarkan album Ita Purnamasari ini. Pertama, entah mengapa, saya langsung ingat pada Angelina Jolie dan Brad Pitt. Bukan pada aspek selebritasnya melainkan pada aspek kreativitasnya. Seingat saya, semenjak menjadi suami istri, mereka berdua tambah produktif dan tambah kreatif menghasilkan film-film yang bagus.

Demikian juga dengan Ita Purnamasari dengan pasangannya. Hal ini terpikir oleh saya, kemungkinan juga karena kemarin saya menakar album Dwiki Dharmawan. Seperti halnya Jolie-Pitt, Ita-Dwiki kita harapkan menjadi lebih kreatif dan produktif pula.

Bukan hanya dalam kreativitas belaka saya kira. Mereka berdua pun bisa "meniru" Jolie-Pitt. Walau sama-sama berprofesi sebagai bintang film dan berpasangan, Pitt-Jolie tetap merupakan individu-individu yang unik. Kebersamaan mereka atas nama cinta tidak menisbikan yang lain.

Hal yang mirip kita temui pada pasangan Ita dan Dwiki. Dwiki adalah seorang musisi yang tangguh dan bagus, sementara Ita dulunya adalah seorang lady rocker ("jabatan" yang ia sandang pada tahun 90-an bersama Atiek CB dan Nicky Astria). Keduanya berprofesi sebagai penyanyi dengan genre yang berbeda. Keduanya sama-sama bagus. Tinggal kita harus menunggu beberapa saat, apakah eksistensi Ita di dunia hiburan sebagai berkembang dan lagu-lagunya semakin berkualitas baik.

Saya kira "kebersamaan yang membebaskan" dalam hal kreativitas bisa juga terjadi di semua bidang, tidak hanya pada seni (populer) seperti halnya pada Dwiki-Ita dan Jolie-Pitt. Juga tidak hanya dalam konteks kebersamaan karena cinta seperti mereka. Kebersamaan karena alasan profesional juga sebaiknya tidak "menghilangkan" yang lain. Kreativitas kolektif sungguh ada asalkan tidak ada individu di dalam kebersamaan tersebut yang merasa lebih hebat daripada yang lain. Dan asalkan tidak ada individu yang melakukan pelanggaran yang prinsipiil.

Kedua, ingatan saya pada Ita adalah ia penyanyi yang sudah lama tidak terdengar walau tidak pernah saya lupakan. Rasanya baru kemarin saya menonton Ita Purnamasari menyanyikan lagu “Penari Ular” di Aneka Ria Safari, acara andalan TVRI. Lengkap dengan trik yang menjadi andalan program acara tersebut, asap-asap yang keluar dari panggung.

Juga ketika saya dan adik perempuan saya bersama-sama menyanyikan “Sanggupkah Aku”. Lagu sendu tipikal 1990-an awal. Saya ingat betul itu karena kami sama-sama menunggu di radio ketika lagu tersebut di-request oleh pendengar.

Tentu saja album ini dapat menjadi sarana nostalgia yang baik. Karena album ini berisi banyak lagu lama dan sedikit lagu baru. Lagu barunya hanya “Cuma Kamu” dan “Seandainya”. Sayangnya, pilihan Ita untuk berduet dengan salah satu vokalis band kurang ternama membuat lagu ini sulit mendapat sorotan dari pendengar.

Saya kira fokus dari album "come back" ini adalah kembali menjadi kreatif. Bagaimana kita berkolaborasi dengan tim, termasuk "pasangan" personal dan profesional. Bagaimana kita, para pendengar, menunggu dengan antusias apakah Ita dapat menghasilkan album baru. Album yang sehebat album suaminya bersama "World Peace Orchestra)....

Daftar lagu:
1. Cuma Kamu (duet with Zaki Kapten)
2. Seandainya
3. Cinta Padamu
4. Penari Ular
5. Lepaskan Aku
6. Selamat Tinggal Mimpi
7. Cintaku yang Terakhir
8. Bidadari yang Terluka
9. Semakin Sayang Semakin Cinta
10. Cakrawala Cinta
11. Rindu Sampai Mari (duet with Yankson Ai)
12. Sanggupkah Aku
13. Berikan Cintamu
14. Biarkanlah
15. Tiada yang Seperti Kamu
Harga : Rp. 50.000,-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menulis Lagi, Berjuang Lagi

Di akhir tahun mencoba lagi menulis rutin di blog ini setelah sekitar enam tahun tidak menulis di sini, bahkan juga jarang sekali mengunjung...