Rabu, 05 Agustus 2009

Puisi Puisi Masa Lalu

Saat membuka-buka lagi kaset-kaset lama. Kebetulan saya sedang senang mengakses koleksi sekitar 1000 kaset saya setelah 4 tahun lebih tidak membukanya. Saya menemukan kaset REO Speedwagon: The Hits. Di kaset ini kita bisa mendengar lagu-lagu bagus semacam "Can't Fight This Feeling", "One Lonely Night", dan "Keep on Loving You". Untuk megenang masa lalu, album ini album yang bagus.

Tetapi saya tidak ingin membicarakan album ini. Setelah saya membolak-balik kover album kaset ini, saya temukan sesuatu yang tidak terduga. Sesuatu yang sudah terlupakan demikian lama. Saya menemukan rangkaian puisi pada waktu saya membuat skripsi! rangkaian puisi ini memang saya tulisa langsung di kover album yang saya dengar waktu itu. Di situ tertulis jelas bila puisi-puisi itu saya tulis pada tanggal 18 Agustus 1997. Itu adalah salah satu hari dari rangkaian hari-hari saya melakukan riset di majalah HAI untuk skripsi saya.

Saya membayangkan "masa sulit" sekaligus "masa indah" pada waktu itu.

Ini rangkaian puisinya:

Wal – Mart

Bila saja hidup berjalan begitu saja seperti yang kuinginkan
Aku tak perlu berlari mengejarmu

Bila saja semua keinginan seketika terpenuhi
Aku tak akan pernah mensyukuri apa pun

Bila saja aku tak pernah bersyukur
Menghujat-Mu
Aku hidup dalam kekosongan

Debu ini adalah kesendirian

*****

CSIS

Aku tak percaya pada siapa pun
Yang memegang obor dan berteriak

*****

Perpusnas

Aku memiliki harapan-harapan kecil
Tetapi harus naik ke lantai 5
Dan tetap harus menyederhanakan apa pun

Aku memiliki harapan-harapan besar
Tetapi tiada teman untuk mewujudkannya

*****

Membuat Skripsi

Mengeja nama-Mu
Dehidrasi
Kehampaan
Kesendirian
Optimisme
Naif
Mengejar bus
Salah jalan
Analisis isi
Sepakbola
Kehilangan
1000 macam perasaan
Ketika mengerjakan skripsi

*****

LIPI

Seseorang yang mengaku
Mengerti segalanya
Justru membatasi dirinya
Akan kesemestaan

Seseorang yang terlalu
Mendewakan sesuatu
Justru membatasi pilihannya
Pada stagnasi dan kekolotan

Aku sendirian
Aku kelelahan
Penuh kebahagiaan
Akan rasa tak berdaya

*****

Gramedia

Terjebak pada pola pemikiran
Sendiri menatap langit
Mengejar bayangan tak akan pernah tergapai
Selalu tak tereja

Kehidupan tak dapat dimengerti
Dengan bahasa apa pun
Hanya hati nurani
Kupunya
Kehidupan itu tanpa kategori yang dibuat siapa pun

Melangkah saja
Tanpa menatap terlalu tinggi
Dan bertanya terlalu banyak

*****

Jatinegara

Kehidupan seharusnya terus bergerak dengan penuh keangkuhan
Tanpa menunggu siapa pun

Kehidupan terkadang membuatku berjalan terlalu jauh
Tetapi aku mengerti:
Aku pasti kembali

*****

Kampung Melayu

Tak ada yang lebih membahagiakan
Selain pulang ke rumah
Setelah bekerja keras sebaik-baiknya

*****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menulis Lagi, Berjuang Lagi

Di akhir tahun mencoba lagi menulis rutin di blog ini setelah sekitar enam tahun tidak menulis di sini, bahkan juga jarang sekali mengunjung...