Kamis, 31 Desember 2009

Bite Your Tongue

Pagi hari sekitar pukul 08.30 di sebuah "kafe", saya hanya duduk termenung. Rencana semula untuk membaca kembali berbagai regulasi tentang Lembaga Penyiaran Publik (LPP) gagal sudah. Saya hanya mengandalkan pembacaan malam sebelumnya untuk menjadi narasumber pada diskusi publik di RRI Yogyakarta mengenai "Penguatan Kelembagaan RRI sebagai Lembaga Penyiaran Publik" satu jam ke depan. Saya menjadi narasumber di acara diskusi ini karena menggantikan rekan yang tidak bisa mengisi acara diskusi tersebut karena sesuatu hal.

Saya duduk sambil membayangkan Suzanne Vega duduk dan menciptakan lagu "Tom's Dinner" yang terkenal itu. Kira-kira tafsir saya adalah bagaimana aktivitas duduk dan berpikir bisa berkaitan dengan isu eksistensial yang saya rasakan secara personal dan otentik.

Tidak ada perasaan apa pun yang hadir. Saya sedih karena suatu hal. Saya juga bahagia karena suatu hal yang lain. Saya sedih memaknai kata "luar negeri"...kata yang membuat kangen teman-teman saya yang bersekolah doktoral ke luar negeri, sesuatu yang belum saya dapatkan. Saya sedih mengingat kata luar negeri karena saya kangen dengan adik-adik saya yang bersekolah di luar negeri, terutama saya sangat khawatir dengan adik saya dan keluarga yang sedang bersekolah di Taiwan, karena kemungkinan badai ketiga, badai Lupit memiliki kemungkinan "mendatangi" Filipina, dan juga Taiwan.

Saya senang juga karena permasalahan personal yang hadir secara otentik. Saya bisa berdiskusi dengan teman-teman yang ingin mendemokrasikan kehidupan bermedia kita. Saya juga mulai bersekolah lagi walau di dalam negeri. Ini hal terbaik yang bisa saya lakukan untuk sekarang. Kedua orang yang paling saya cintai dapat hidup dengan bahagia dan memadai, juga membuat saya bahagia. Istri saya bersekolah lagi, begitu juga anak perempuan saya yang sekolahnya tambah oke. Kekaguman saya tidak pernah berhenti akan kemajuannya dalam belajar. Kini dia sudah bisa membaca dengan relatif lancar. Pencapaian sangat bagus untuk anak empat tahun.

Poin-nya adalah, kita bahagia dan bersedih, itu ada di area personal dan otentik. Eksistensialisme bermain di sini.

Tiba-tiba saya ingat dengan sebuah lagu yang mengantarkan saya pada kondisi eksistensial. Lagu ini berasal dari masa lalu saya, masa di mana mendengarkan musik menjadi aktivitas utama (sampai sekarang sih)...kehidupan yang pasti memiliki Soundtrack. Judulnya adalah "Bite Your Tongue". Lagu ini dinyanyikan oleh Duncan Sheik dan diambil dari album keduanya "Humming" pada tahun 1998.

Lagu yang juga mengingatkan saya pada lagu lain, lagu "High and Dry" dari Pet Shop Boys. Kita tidak perlu memikirkan hal-hal "besar", hal-hal tak terjangkau...terkadang kita bisa bahagia dengan hal-hal kecil dan sederhana...bahagia atau sedih, suka ataupun duka, kita meng-eksis, kita menjalani kehidupan kita. Kita bukan satu-satunya yang sedih, kita bukan satu-satunya yang bahagia pula...
Walau demikian, kita harus terus bermimpi berkaitan dengan upaya-upaya yang mungkin diwujudkan dalam kehidupan personal.

Sesuai dengan judul album ini "Humming", saya memang sedang bergumam...hehe...atau mungkin juga "meracau". Entahlah, saya hanya ingin berbagi kegelisahan...saya hanya mencoba memberitahu lagi bahwa "eksistensialme" itu adalah masalah yang penting.

Berikut ini lirik lagunya, dan bagi teman-teman yang sudah tahu dengan lagu ini, selamat bernostalgia dan mengingat-ingat kembali:


Bite Your Tongue
by Duncan Sheik

Such an annoying conversation
I'm sorry but I'm tired of trying
To be some picture of compassion
...and anyway it sounds like I'm lying
...and yes I've heard the words has conspired
To steal away your god-given right
To a happy home and comfortable children
Next you'll sue them for abandoning you !

So bite your tongue
You're not the only one
Who's been let down
Bite your tongue
Maybe it's good for you
To hit the ground

Oh, It's gonna sound like I'm agreeing
With the most ultra-boring ideas
Of pops psychological western gurus
Who haven't gotten lucky in years
...and so you see I have no intention
Of giving you the easy way out
yes I'll smile as I burn the self-help section
Of my local bookstore


Blame the shapes and blame the angles
Blame it on your own dark planes
If you blame on something other...
The victim's song remains...
Remains...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menulis Lagi, Berjuang Lagi

Di akhir tahun mencoba lagi menulis rutin di blog ini setelah sekitar enam tahun tidak menulis di sini, bahkan juga jarang sekali mengunjung...