Kamis, 31 Desember 2009

80-an Itu Indah

Ketika saya menulis status di FB “80-an Itu Indah” beberapa hari yang lalu, teman-teman seangkatan saya serta-merta memberikan komentar. Rata-rata komentarnya positif dan menunjukkan kebahagiaan berkaitan dengan dekade 1980-an. Manusia seusia saya, yang pada era 80-an masih duduk di bangku SD ataupun SMP, pasti punya kenangan indah pada masa itu.

Siapa yang tidak tahu dengan para penyanyi Indonesia pada jaman itu? Ada 2D, Fariz RM, Chrisye, dan masih banyak yang lain. Dari negeri manca ada Duran Duran, Pet Shop Boys, Wham, The Police, dan masih banyak pula yang lainnya. Musik yang indah walau sederhana, dan beragam pula. Pendeknya, era 80-an itu adalah masa indah yang patut dikenang, meskipun mungkin pada beberapa bagiannya tidaklah sebahagia lirik-lirik lagunya.

Bukan hanya media musik rekaman, kebanyakan isi media pada jaman itu akan selalu dikenang. Untuk film televisi misalnya, sebelum era sinetron, kita mengenal banyak seri televisi anak negri yang menarik, ada ACI, Aku Cinta Indonesia, Jendela Rumah Kita, Rumah Masa Depan, dan Losmen. Untuk film di kaset video, sebelum era VCD dan DVD, kita mengenal invasi animasi Jepang bagian pertama. Ada Voltus, God Sigma, Mazingga Z, Ikyu San, dan Candy Candy. Demikian juga media cetak yang masih dominan pada jaman itu. Majalah HAI masih mengulas filsafat Plato dan komik-komik keren semisal Storm, Trigan, Rahan, Roel Djikstra, Arad dan Maya. Juga serial novel Wiro Sableng dan Nick Carter.

Kembali pada album yang kita takar. Album Clubeighties terbaru ini adalah album kedua dari empat album musik Indonesia yang saya dengarkan akhir-akhir ini, selain Melancholic Bitch, Shaggydog, dan OST Sang Pemimpi. Album ini adalah kumpulan lagu yang bagus walau tidak sebagus album pertama dan setara dengan album kedua. Album ini sekaligus menjadi refleksi pribadi saya bagi masa lalu dan masa kini, dan mungkin juga masa depan.

Untuk masa lalu, ternyata saya sudah mengakses album-album Clubeighties sejak lama, tahun 2001, walau pada saat itu saya sama sekali tidak menyukai musik Indonesia. Saya membeli dan mendengarkannya, kemudian melupakannya. Kenyataan tersebut menjadi pelajaran bagi saya atas masa lalu. Saya mencoba melupakan masa lalu tetapi tidak sepenuhnya bisa. Ada bagian-bagian tertentu dari masa lalu yang ingin kita pendam, lalu lupakan. Ajaibnya, suatu saat tetap aja akan ada koneksi dengan masa kini, kita sukai ataupun tidak.

Dua album pertama Clubeighties, Self Title (2001) dan 1982 (2002) yang saya miliki dalam format kaset, dulu saya suka, terutama lagu “Gejolak Kawula Muda” dari album pertama. Lagu tersebut mendapat inspirasi dari film berjudul sama pada dekade 1980-an. Film yang sangat terkenal dibintangi Chica Koeswoyo dan Rico Tampaty. Film itu berbicara tentang wabah breakdance yang menjangkiti anak muda perkotaan Indonesia. “Gejolak Kawula Muda” juga dikenal karena video klip-nya yang bagus. Video klip yang sangat 80-an nuansanya, bulu tangkis, baju warna-warni, dan rambut bergaya Duran Duran.

Nah, album terkini Clubeighties ini sudah hampir sama dengan dua album awal mereka. Seluruh lagu mengingatkan kita pada suara dan atmosfer 80-an. Secara khusus saya jadi teringat dengan lagu bagus pada era 1980-an tetapi mungkin tidak dikenal sampai sekarang. Judul lagunya “Silent Morning”, dinyanyikan oleh Noel. Ada beberapa segmen lagu yang bernuansa “Silent Morning”. Saya sangat rindu dengan lagu-lagu Noel, selain “Silent Morning” itu, dua lagunya yang juga bagus adalah “City Street” dan “Child” dari album yang sama, ditambah lagunya pada tahun 1990-an, “Heart of Fire”.

Di album ini, kesepuluh lagunya adalah lagu-lagu yang enak didengar. Secara khusus, saya sangat menyukai tiga lagu yang muncul di awal, “Terus Berjalan”, “Pelabuhan Hati” dan “Sudah Berakhir”. Tiga lagu yang bila konsisten dipertahankan kualitasnya untuk semua lagu di album ini, akan menjadikan album ini album yang bagus, kemungkinan album terbaik dari mereka. Sayangnya belum mereka lakukan.
Dari sisi lirik mungkin ketiga lagu ini biasa saja, tetapi dari sisi musik lumayan berbeda. Pecinta musik 80-an pasti jatuh cinta. Departemen lirik adalah bagian yang mesti dibenahi bila band ini ingin lebih besar. Juga sebaiknya para personelnya lebih serius bermusik agar lebih kreatif dan produktif. Jangan terlalu banyak terlibat di acara televisi, terutama infotainment …hehe…

Bila sudah dikaitkan dengan masa lalu, setelah itu apa kaitannya dengan masa kini dan masa nanti? Pada masa kini, cukuplah saya nikmati nuansa 80-an ini…Bagaimana dengan masa depan? Nanti sajalah dipikirkan lagi masa depan itu. Toh, bila dijalani, masa depan akhirnya akan menjadi masa kini. Pada akhirnya juga akan menjadi masa lalu yang indah. Seperti era 80-an… slogan MTV untuk dekade 1980-an adalah jaman di mana “orang menari-nari dengan konyol dan potongan rambut buruk”, tetapi semua itu pada jamannya menjadikan kita bahagia, dan sampai sekarang pun ternyata masih membuat banyak orang bahagia.

Clubeighties - 80 Kembali (2009)
Daftar Lagu:
1. Terus Berjalan
2. Pelabuhan Hati
3. Sudah Berakhir
4. Malam Nakal
5. Tak Mungkin
6. Sejauh Bintang
7. Api Asmara
8. Maunya
9. Separuh Kita
10. Kamu

1 komentar:

  1. aduhh bro and sist,.. kalo inget jaman 1980 an ga akan lupa deh.. jaman dimana teknologi blm terjamah.. aku pecinta music berat dan aku sering banget dulu hunting kaset kemana2 dan perjuangan banget kalo dah dapet kaset yg dipengenin,.. kalo skrg kan dah enak ya ada Mr. Youtube ringgal pencet keluar deh lagu nya.. oiya lagu Noel si silent morning nya itu ga ngebosenin kalo didenger.. sampe skrg aku msh dengerin lagu itu,.. kangeeennnn lagu2 dulu dan kangen jg pas si desta sama vincet bawain MTV ampuh.. itu lbh kangen lagi sampe sering ketawa sendiri di rmh...

    BalasHapus

Menulis Lagi, Berjuang Lagi

Di akhir tahun mencoba lagi menulis rutin di blog ini setelah sekitar enam tahun tidak menulis di sini, bahkan juga jarang sekali mengunjung...