Kamis, 31 Desember 2009

Jumat Baik, Musik Biasa (Resensi atas Album "Friday" oleh RAN)

Hari Jum’at adalah hari yang “sakral” bagi berbagai kelompok masyarakat di Indonesia, baik yang ada di wilayah sakral ataupun profan. Bagi manusia perkotaan kosmopolit seperti Jakarta, Jum’at adalah hari luar biasa untuk menyambut hari libur Sabtu dan Minggu. Hal ini sedikit berbeda dengan manusia di bagian Indonesia yang lain. Di Yogya misalnya, hari libur itu tidak hanya dimulai dari Jum’at petang sampai Minggu. Liburan itu berlangsung sepanjang minggu alias semua hari.

Begitulah, album kedua dari RAN ini dikemas: tangkapan anak muda tentang kehidupannya, yang disimbolisasi melalui hari Jum’at. Begitu antusiasnya mereka dengan Jum’at sampai-sampai mereka harus berterima kasih pada tuhan. T. G. I. Friday itu singkatan dari Thanks God It’s Friday.
Selain di lagu pertama itu, nama tuhan juga dibawa-bawa lagi dalam lagu “God”. Lagu pertama tentang rasa syukur pada tuhan untuk menyambut saat bersenang-senang, sementara lagu kedua adalah kontemplasi mereka atas perjalanan bermusik mereka dan tentunya peran Tuhan di dalamnya.

Apakah ini tipikal kita, masyarakat Indonesia? Mengombinasi apa pun. Bahasa ilmiahnya, “sinkretisme”. Bersenang-senang memang bisa dicampur dengan mekanisme Illahiah. Selalu saya sendiri, kemudian baru kehadiran tuhan. Hanya satu yang kurang: aktualisasi sosial atau saya dan interaksi saya dengan manusia lain dalam hubungan yang paling hakiki.

Sejak kemunculannya di album pertama, RAN for Your Life, pada tahun 2007, RAN memang telah membetot perhatian masyarakat pendengar. Para pendengar itu pun terbagi dalam dua kubu besar. Kubu pertama adalah pihak yang senang dengan kehadiaran RAN karena membawa nuansa baru dalam blantika musik Indonesia. Sementara kubu kedua berbicara tentang betapa cepatnya mereka sukses dalam bingkai yang sedikit negatif.

Pada tahun 2007 itu RAN memang melesat bak meteor. Lagu-lagu mereka diputar di mana-mana. Mereka pun tampil di ajang Java Jazz, yang menurut beberapa orang belumlah pantas mereka tampil di pentas “prestisius” itu. Sampai-sampai ada pemusik dari Bandung yang tidak mau menghadiri ajang tersebut karena menurutnya RAN belum pantas manggung di sana.

Tidak ada formula baru di album ini. Kebanyakan menggunakan cara yang sama dengan album pertama. Perbedaannya, karena sudah mencuat, RAN berkolaborasi dengan dua orang penyanyi tamu. Satu penyanyi berasal dari Malaysia (tumben ada penyanyi Malaysia yang tidak menyanyi lagu melayu…hehe…). Satu penyanyi lain, karena pengalaman hidupnya baru-baru ini, mungkin memang pas dengan lagu yang dinyanyikannya di album ini, “Budak Cinta”.

Menurut saya, lagu paling kuat di album ini adalah “Karena Kusuka Dirimu”. Lagu cinta yang enerjik dan tidak mengingatkan saya pada lagu apa pun. Asli dari RAN dan asli dari Indonesia. Lagu-lagu lainnya biasa saja walau musik yang berusaha ditampilkan terdengar bernuansa beragam.
Dengan begitu, untuk menyambut Jum’at baik, musik di album ini bisa disimpulkan biasa saja. Tetapi bila kita melihat hal-hal lain: hasrat bersenang-senang dan nuansa kehidupan anak muda kosmopolitan dengan berbagai suka-dukanya, album ini bisa dikatakan cukup baik lah.

Daftar lagu:
1. T. G. I. Friday
2. Karena Kusuka Dirimu
3. Tunjukkan Cintamu feat. Shila
4. Jadi Gila
5. Bosan
6. GOD
7. Budak Cinta feat. Dewi Sandra
8. Ratu Lebah
9. P. S. K.
10. Piano feat. Andi Rianto
Harga : Rp 35.000,-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menulis Lagi, Berjuang Lagi

Di akhir tahun mencoba lagi menulis rutin di blog ini setelah sekitar enam tahun tidak menulis di sini, bahkan juga jarang sekali mengunjung...