Kamis, 31 Desember 2009

Kau

Seorang rekan mahasiswa, yang juga bimbingan saya, bertanya, "Mas, kok gak mereview album lagi?". Saya agak bingung menjawabnya. Jawabannya sih, karena memang tidak ada album musik Indonesia baru yang saya dengarkan. Jadi saya tidak bisa menakarnya.

Bukan hanya itu, berseliwerannya banyak ide di kepala ternyata tidak otomatis menjadikannya bisa dituliskan. Kesibukan rutin dan tidak tuntasnya elaborasi ide dan inspirasi, menjadikan saya lima hari ini tidak menghasilkan tulisan. "Tulisan" yang ada hanyalan produk presentasi yang sebenarnya pendedahan ide yang kurang lengkap.

Untungnya, setelah membuka-buka dokumen lama, saya menemukan kembali buku-buku "kumpulan puisi" saya yang sudah lama tersimpan. Saya sih inginnya menulis tentang pengalaman menulis puisi seperti yang telah dilakukan rekan saya lewat notes-nya beberapa waktu yang lalu. Sayangnya, saya belum sempat menuliskannya dengan lebih mendalam.

Berikut ini saya ingin "berbagi" puisi pertama saya. Sebenarnya, ketika Sekolah Dasar keinginan berpuisi sudah muncul tetapi saya belum pernah menuliskannya. Seingat saya, sewaktu SD saya hanya berhasil menulis novel anak-anak. Novel itu ceritanya tentang anak-anak detektif a la "Lima Sekawan", "Trio Detektif", ataupun yang Indonesia, "Kelompok 2 & 1", "Pulung", dan "Sisi", seingat saya karya Bung Smas dan Dwiyanto Setyawan, tetapi saya lupa siapa mengarang apa.
Waktu SD itu, saya tidak pernah menulis puisi.

Ketika SMA, tiba-tiba saja muncul inspirasi untuk menulis puisi. Pemicunya pun alasannya sangat dekat dengan dunia remaja: rasa patah hati...hehe...Puisi ini satu paket dengan lagu "You are the Best Thing in My Life"-nya School Boyz. Saya kirimkan puisi dan lirik lagu itu pada seorang gadis, dan hasilnya...ditolak...hehe.
..Begitulah sekelumit pengalaman saya menulis puisi pertama-kali, dan ini puisinya:

Kau

Kau…
Seperti di batas cakrawala
Langkah-langkahku terpaku
Aku bimbang

Kau…
Bias mentari
Tak kuasa aku menatapmu
Hanya hati ini yang berkata
Kau yang terbaik dalam hidup ini

Ketika tak sadar
Sesuatu kuucapkan
Bayang-bayangmu semakin samar

Mungkin aku terlalu cengeng
Maafkan aku…
Dan biarkan aku berjalan lagi

(11 September 1990)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menulis Lagi, Berjuang Lagi

Di akhir tahun mencoba lagi menulis rutin di blog ini setelah sekitar enam tahun tidak menulis di sini, bahkan juga jarang sekali mengunjung...