Kamis, 31 Desember 2009

Renyah dan Bergizi

Hasrat yang kuat untuk menghadirkan tulisan yang cheesy benar-benar membuat saya jadi crazy....

Inilah yang terjadi belakangan ini. Sejak "salah" bergaul dengan rekan-rekan muda saya, para pembelajar (mahasiswa) yang hadir di FB, maupun di blog multiply saya, saya jadi sangat bersemangat untuk terus saja menulis walau terkadang terasa pula bahwa hal yang ditulis ternyata tak penting....hehe....

Permasalahannya, dengan tulis menulis, kita seringkali mendikotomikan tulisan renyah (mungkin sama maknanya dengan cheesy) dan tulisan serius. Tulisan renyah seringkali diartikan sebagai tulisan dengan bahasa yang mudah dimengerti dan enak diikuti tetapi membicarakan sesuatu yang "remeh-temeh".

Sementara tulisan yang serius, ini menurut saya lho, diartikan sebagai tulisan yang memperbincangkan hal-hal yang berat, semisal tentang demokrasi, perdamaian dunia, dan peran media bagi demokrasi, juga tentang kemungkinan kiamat pada tahun 2012, tetapi disampaikan dengan bahasa yang rumit, tingkat "tinggi", dan terkadang tidak mudah dimengerti oleh kita, "si manusia biasa-biasa" saja.

Menurut percakapan saya dengan teman-teman, bahkan sejak jaman kuliah dulu, ada empat jenis tulisan berdasarkan tulisan renyah dan serius itu (bahasa dan obyeknya). Pertama, tulisan yang menggunakan bahasa yang mudah untuk hal-hal yang biasa. Kedua, tulisan dengan bahasa yang sulit untuk hal yang sulit juga. Dan tulisan yang menjadi tujuan semua penulis: tulisan yang menggunakan bahasa yang mudah untuk menyampaikan hal-hal yang rumit. Tulisan semacam ini tidak hanya bisa muncul di tangan penulis yang mumpuni dan tinggi jam terbang kepenulisannya. Penulis baru dengan latihan serius bisa juga menghasilkannya.

Tetapi tentu saja, tulisan yang pastinya dihindari oleh kebanyakan penulis adalah, menulis sesuatu yang biasa atawa yang sepele dengan bahasa yang rumit...hehe...kita berlindung dari setan dunia menulis agar tidak menghasilkan tulisan seperti itu. Walau demikian, pertanyaannya "parennial"-nya adalah: apa hal yang sepele dan rumit itu? dan apa bahasa yang mudah dan bahasa yang sulit itu? Silakan teman-teman menjawab sendiri.

Kembali pada istilah yang sudah meracuni saya: cheesy...seperti diawal tulisan ini. Cheesy atawa renyah-renyah seperti keju itu, sebaiknya melekat pada karakter tulisan yang lain, yaitu: bergizi tinggi. Tulisan yang bagus (juga cheesy) akan lebih bermanfaat bila juga memberi "asupan" gizi bagi pikiran dan jiwa kita.

Tulisan dengan bahasa yang enak dicerna walau membicarakan sesuatu yang "berat" sangat mungkin dihasilkan. Penulis dengan karakter tulisan seperti ini, menurut saya, salah satunya adalah bapak Arief Budiman...coba deh baca tulisan-tulisan beliau...ketika menjelaskan tentang "Teori Negara" misalnya, kita dengan mudah memahaminya walau konsep Negara itu lumayan rumit. Sayangnya, beliau belakangan ini jarang menulis, minimal di media massa, sehingga kita kehilangan tulisan dengan jenis paling unggul semacam ini.

Renyah dan bergizi, singkatnya, adalah tujuan dari tulisan yang kita hasilkan...

Apakah tulisan teman-teman sudah masuk dalam tulisan renyah dan bergizi? semoga sudah bisa ya...atau paling tidak sudah menuju ke sana...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menulis Lagi, Berjuang Lagi

Di akhir tahun mencoba lagi menulis rutin di blog ini setelah sekitar enam tahun tidak menulis di sini, bahkan juga jarang sekali mengunjung...