Dalam menelaah setiap pesan media, termasuk album musik rekaman, kita dapat memasukinya melalui tiga “pintu”. Pertama, melihat industri atau sistem seperti apa tempat pesan media tersebut diproduksi. Kedua, institusi atau organisasi yang memproduksi pesan media tersebut. Dan yang terakhir, apa yang disampaikan di dalam pesan media tersebut, terutama dikaitkan dengan aspek produksi pesan.
Kita mulai dulu dari yang terakhir. Dari sisi musiknya, album ini cukup baik walau kebanyakan lagu adalah “daur ulang” dari lagu-lagu lama Indra Lesmana. Interpretasi baru dengan suara emas milik para kontestan Indonesia Idol menunjukkan hal itu. Terlihat alasan mengapa Indonesia Idol lebih mengemuka dibanding kontes-kontes menyanyi lewat televisi yang lain: kualitas penyanyinya memang bagus.
Kualitas yang merujuk bukan pada “kemiskinan” atawa tampilan fisik kontestan, yang sebenarnya tidak relevan dengan kualitas sebagai penyanyi.
Tema lagu juga cukup beragam, mulai dari lagu cinta tak cengeng sampai dengan ke-Indonesia-an. Tak heran, karena album ini dirilis dekat dengan hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia.
Berdasarkan informasi yang saya baca, semua penyanyi di album ini adalah kontestan Indonesian Idol yang dipilih oleh Indra Lesmana sendiri. Sepertinya dia ingin membuktikan bahwa pilihannya tak salah.
Dan memang pilihannya tak salah walau tidak ada penyanyi di album ini yang menjadi juara pertama.
Dari sudut pandang kedua, meso “organisasi” komunikasi yang ada di album ini terlihat memiliki kualitas yang bagus. Indra dan timnya berhasil mengkreasikan musik yang relatif ciamik walau tidak bagus-bagus amat.
Sebagai penutup kita akan berdiskusi masalah dari pintu pertama, “wadah” industri musik seperti apa yang menghasilkan album ini? Karena album ini memunculkan para penyanyi dari kontes menyanyi, kita wajib mempertanyakan apa gunanya kontes menyanyi?
Jawabnya bisa tidak hanya satu. Salah satu fungsi dari kontes menyanyi selama ini adalah mencari vokalis bukan menciptakan penyanyi yang mumpuni karena penyanyi hebat tidak pernah muncul hanya dari kontes menyanyi, melainkan dari perjuangan di karirnya sendiri. Juga perjuangan di dalam proses kreatif, yang terkadang lancar seperti air, kadang seret seperti musim kemarau.
Walau banyak bibit penyanyi bagus yang dihasilkan kontes menyanyi, ternyata industri musik tidak bisa menyerap mereka sepenuhnya. Sebagian hanya menjadi “tempelan” di beberapa album. Syukur bila albumnya bagus seperti album Indra ini. Sebagian lagi hilang dari dunia menyanyi dan kemudian hadir menjadi bintang iklan ataupun sinetron. Visi awal untuk melahirkan penyanyi handal akhirnya hilang sudah. Apalagi bila akhirnya para calon penyanyi hebat itu hilang seperti yang ada di kontes menyanyi “yang satunya lagi”, selain kontes Indonesian Idol.
Selain kontes menyanyi untuk mendapatkan penyanyi tunggal yang handal, ada juga kontes membentuk band yang diikuti oleh banyak calon band hebat. Walau ada beberapa yang cukup berhasil, secara umum tujuan kontes mengeksiskan band ini gagal. Beberapa band yang menang akhirnya hanya menjadi band biasa dan terhisap dalam “sekte” band menye-menye yang sulit ditolak itu.
Sebaiknya, dunia industri musik juga menyelenggarakan kontes lain selain kontes menyanyi, utamanya adalah kontes mencipta lagu seperti pada masa lalu. Pada dekade 1970-an dan 1980-an, kita memiliki lomba cipta lagu yang prestisius yang juga menghasilkan beberapa pencipta lagu, dan terkadang penyanyi, handal. Banyak juga lagu Indonesia yang menjadi legenda karena salah satu kontes mencipta lagu, Lomba Cipta Lagu Remaja (LCLR), terutama pada pertengahan dekade 1970-an, semisal “Lilin-Lilin Kecil”. Bahkan lagu-lagu LCLR yang dikompilasi menjadi satu album pada tahun 1976 menjadi salah satu album Indonesia terbaik versi majalah Rollingstone Indonesia.
Kita kembali pada album ini. Album ”Kembali Satu” sebagian besar berisi lagu yang enak didengar dan mudah dicerna. Apresiasi perlu diberikan untuk para penyanyi yang memberikan ”nafas” baru pada lagu-lagu Indra Lesmana. Walau merupakan lagu lama, terasa ada nuansa yang berbeda. Saya pribadi sangat suka dengan lagu ”Tiada Kata” yang dinyanyikan Nania, kontestan Indonesian Idol pertama. Lagu yang sudah bagus ini bertambah bagus ketika dinyanyikannya. Bila dinyanyikan oleh Sophia Latjuba saja bagus, apalagi bila dinyanyikan oleh penyanyi yang benar-benar bersuara emas...hehe...
Lagu-lagu lain juga merupakan alunan nada yang enak untuk diresapi. Pendeknya, silakan mendengarkan album ini dengan mendetail.
Daftar lagu:
1. Kembali Satu
2. Tiada Kata
3. Satu Dunia
4. Di Batas Mimpi
5. Terindah Biruku
6. Biarkan Aku Kembali
7. Usai
8. Renjana
9. Dirimu Kasih
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Menulis Lagi, Berjuang Lagi
Di akhir tahun mencoba lagi menulis rutin di blog ini setelah sekitar enam tahun tidak menulis di sini, bahkan juga jarang sekali mengunjung...
-
Baru-baru ini kita dikejutkan kembali oleh peristiwa penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW. Set e lah penyebaran film Fitna tahun lalu, kal...
-
Untuk seorang sahabat lama di hati dan bukan dalam kehidupan nyata.... Entah mengapa aku sangat merindukanmu sekarang. "Urgency of now...
-
Membicarakan “nyala api”, entah mengapa saya jadi ingat dengan lagu the Doors, “Light My Fire”. Mungkin makna lagu ini tidak ada hubungan la...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar