Kamis, 31 Desember 2009

Indie-nesia, Kembali pada Keindahan dan Kesederhanaan

Jujur saja, album ini saya akses bukan karena saya sudah mendapatkan terpaan informasi, persuasi, dan propaganda sebelumnya. Saya mengaksesnya karena saya senang sekali dengan desain sampul cd-nya yang sederhana namun indah. Berwarna dasar putih dan hanya dihiasi dengan “gambar” sederhana bergaya coretan potlot. “Kau sederhana kali ini, dan aku suka”…begitulah kira-kira pikiran saya ketika mengakses album ini.

Alasan lain adalah kehadirannya yang terus-menerus di toko cd. Ada dua tiga kali saya mengunjungi beberapa toko cd, dan album ini selalu habis dan datang kembali. Pramuniaga di salah satu toko cd sempat berbincang dengan saya bila cd ini banyak dicari. Karena penasaran dengan dua alasan itu, saya akhirnya membeli album ini.

Setelah saya “mencerna” album ini, saya bisa bilang bahwa album ini adalah album yang bagus. Album yang dipikirkan dan direncanakan dengan masak. Pendapat ini diperkuat lagi setelah saya mengakses situs resmi dan blog mereka. Wah, betul-betul produk atawa pesan media yang digarap dengan serius. Bila sampul cd-nya berwarna dominan putih, situs mereka berwarna dominan hitam. Simbolisasi duo yang saling melengkapi walaupun berbeda. Saya jadi teringat pula dengan salah satu duo favorit kesukaan saya, Pet Shop Boys, juga "duo" yang lain. Bono - The Edge (U2) dan Morrissey - Johny Marr (The Smiths).

Blog multiply mereka juga bagus. Sederhana namun informatif. Blog menjadi tambahan informasi yang sifatnya “informal” dari situs resmi mereka. Kebetulan saya juga memiliki blog multiply, saya jadi bisa meminta mereka untuk menjadi kontak. Dengan demikian, bertambah lagi kesempatan saya untuk berelasi dan menggali musik sebagai media, dari para pelakunya secara langsung.

Sekilas didengar, album ini memanjakan kita dengan musik yang enak. Gitar akustik adalah elemen utamanya, juga suara Endah Widiastuti yang sangat indah. Adonan suara yang sangat enak dicerna dari kedua elemen tersebut, plus suara bass. Tidak ada kekurangan dari sisi suara yang mereka hasilkan menurut saya. Semua lagu terdengar indah dan mengajak kita ”terlena”.

Album ”Nowhere to Go” ini sebenarnya adalah album lama mereka di tahun 2005, selain album ”live” pada tahun 2006 yang berjudul ”Real Life”. Sayangnya, saya tidak mendapatkan informasi mengapa album ini mereka kemas kembali dan apa saja perubahan dari album sebelum dikemas ulang (repackage) karena saya tidak bisa mengomparasinya dengan album aslinya yang tidak saya punyai.

Satu pertanyaan besar saya mengenai musik Indonesia relatif terjawab melalui album ini. Pertanyaannya adalah mengapa album indie punya potensi lebih jauh untuk berkualitas baik dibandingkan album major label. Walau sudah menemukan jawabannya dari banyak komentar para pakar yang bertebaran, saya baru memahaminya setelah cukup lama, dari album ini. Ide dasar bermusik adalah kuncinya. Visi bermusik kuat yang diakomodir sejak awal menjadikan kualitas bagus potensial untuk terwujud daripada terlalu mengakomodir selera pasar.

Jawaban dari pertanyaan lain saya belum tahu adalah: mengapa lagu dari album indie cenderung menggunakan bahasa Inggris? tidak semua sih, tetapi banyak sekali. Apakah untuk menjadi pembeda dari album mayor yang rata-rata menggunakan bahasa Indonesia dengan buruk? Entahlah, saya belum menemukan sedikit jawabannya.

Seperti di album ini, semua lagu berbahasa Inggris. Lirik bahasa Inggrisnya pun sederhana namun indah, sesuai dengan musiknya. Apakah bahasa Inggris memiliki kemungkinan lebih besar untuk menyatakan perasaan dan menggambarkan realitas? Saya betul-betul tidak tahu jawabannya.

Menurut saya, bahasa Indonesia juga mampu melakukannnya: menggambarkan perasaan dan realitas dengan relatif bagus dan mendalam. Tentu saja dengan penggunaan yang tepat dan kecakapan berbahasa yang mumpuni. Ada beberapa penyanyi indie yang menggunakan dan mengeksplorasi bahasa Indonesia, yang terbukti mampu menulis lirik dalam bahasa Indonesia dengan sangat baik.

Saya ingin musik indie semakin meng-Indonesia, indie-nesia, apalagi hari ini kan hari Sumpah Pemuda. Bukan begitu, teman? Karena bahasa Indonesia itu indah dan dapat menggambarkan perasaan dan realitas dengan baik. Untuk sastra prosa kita bisa melihat Remy Silado. Untuk sastra puisi kita bisa melihat puisi-puisi Sapardi Djoko Damono. Untuk pesan faktual, essai, kita bisa belajar dari Gunawan Mohamad. Untuk lirik lagu mungkin kita bisa belajar dari Guruh Soekarno Putra. Ini pendapat saya lho...

Hampir semua lagu berbicara tentang cinta dalam artinya yang paling sederhana, antara dua orang. Arti yang paling sederhana, yang kemudian dieksplorasi menjadi sangat dalam. ”Kedalaman” yang didalami. ”I Don’t Remember” misalnya. Lagu ini bercerita tentang hal absurd tetapi secara laten maknanya cukup mendalam, apalagi kalimat penutup lagu ini yang benar-benar eksistensial: ”I know I was there...and then I ’m here”.

Lagu favorit saya di album ini adalah ”When You Love Someone” adalah favorit saya dari segi musik dan lirik. Inti dari lagu ini adalah bagaimana dalam hubungan cinta kita mesti berani mengutarakan perasaan kita dan tidak menunggu terlalu lama untuk mengungkapkannya. Sekali lagi, sederhana namun indah.

Terakhir, lagu penutup adalah lagu yang bagus. “Take Me Home” berbicara tentang kerinduan tempat tinggal. Tempat tinggal mungkin adalah oase kita yang utama setelah berada dalam “terik” gurun aktivitas di luar tempat tinggi.

Lagu ini juga bermakna lebih luas lagi, kita perlu kembali pada asal mula tempat tinggal musik: keindahan dan kesederhanaan.

Daftar lagu:
1. I Don’t Remember
2. Dreams (Interlude)
3. Blue Day
4. When You Love Someone
5. Living with Pirates
6. Catch the Windblows
7. A Thousand Candlelighted
8. Uncle Jim
9. Baby It’s You
10. Before You Sleep
11. Take Me Home

Artis : Endah N Rhessa
Judul : Nowhere to Go
Tahun : 2009
Label : demajors
Harga : Rp. 25.000,-
(jangan khawatir, tidak ada iklan RBT di kover album yang indah ini)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menulis Lagi, Berjuang Lagi

Di akhir tahun mencoba lagi menulis rutin di blog ini setelah sekitar enam tahun tidak menulis di sini, bahkan juga jarang sekali mengunjung...