Kamis, 31 Desember 2009

Kau

Bagi saya, menulis tentang masa lalu, terutama di notes FB ini dan blog, mirip dengan mengunjungi museum. Selain berusaha mengenang berbagai kejadian di masa lalu melalui “artefak”-nya semisal lagu dan film lama, beserta pemaknaannya, menulis tentang masa lalu juga membuat kita menelaah kembali perasaan dan peristiwa yang sekarang terjadi dan kita rasakan. Kita menyintai dan membenci sesuatu pasti ada alasannya di masa lalu.

Melalui telaah kembali masa lalu itulah, kita bisa memahami kesalahan kita akan suatu keputusan atau bahkan tambah yakin dengan apa yang kita keputusan yang kita pilih.
Begitulah yang terjadi pada saya ketika menulis tentang masa lalu melalui musik populer. Saya berusaha memahami mengapa sampai tahun 2007 saya tidak suka dengan musik Indonesia. Saya menyadari sepenuhnya alasan saya menyintai musik Indonesia adalah karena mendengarkan Pure Saturday pada tahun 2007. Tiba-tiba saja, “kebekuan’ hati saya yang sebelumnya menutup dari kecintaan pada musik Indonesia, cair sudah.

Tetapi mengapa saya tidak menyukai musik Indonesia sebelum tahun 2007? Sebenarnya sih, saya juga tidak benci-benci amat dengan musik Indonesia. Saya senang sekali mendengarkan lagu-lagu Ebiet G. Ade, Chrisye, dan Franky & Jane dari ayah saya. Saya juga mendengarkan Iwan Fals dari para om saya dan tetangga. Tetapi mendengarkan beberapa penyanyi Indonesia yang bagus di masa lalu itu tidak juga membuat saya mencoba memahami musik Indonesia lebih mendalam.

Tidak demikian halnya dengan musik barat. Entah mengapa, saya cepat sekali hapal dengan musik barat. Saya kira pengetahun musik barat saya cukup lumayan, antara lain didukung oleh sekitar 1000-an kaset yang saya punya. Hampir semua musik barat. Juga ditambah dengan teman-teman semasa kuliah yang rata-rata menyukai musik barat, semisal U2, REM, dan Pearl Jam.

Lalu, awal bulan ini saya membaca edisi terakhir majalah Rolling Stone Indonesia. Dari situlah saya semakin sadar dengan indahnya musik Indonesia. Setelah itu saya berusaha mengulik lirik lagu Indonesia lama. Wow, luar biasa sekali…Misalnya lirik lagu Gombloh ataupun Guruh Soekarno Putra, juga Eros Djarot dan Chandra Darusman.

Kemudian saya seperti kesetanan mengakses album-album Indonesia dekade 1990-an. Album-album dari penyanyi atau band yang dulunya menjadi alasan saya membenci musik Indonesia. Sekarang saya mendengarkan seluruh album Padi, padahal dulunya saya sebel sekali dengan musik mereka. Apalagi ketika mereka mau-maunya menjadi pembuka bagi band ABG, M2M, di acara MTV Award. Saya juga mendengarkan lagu-lagu Sheila on 7 kini. Padahal aksi panggung mereka yang culun membuat saya tidak suka. Dua peristiwa itulah antara lain yang membuat saya tidak begitu menyukai musik Indonesia.

Tetapi itu dulu. Sekarang saya berniat sekali untuk lebih mendalami musik Indonesia. Kesungguhan saya antara lain mencari-cari lirik lagu Indonesia yang saya suka. Sampai-sampai istri saya menyindir saya, “baru tahu ya…kalau lirik lagu Indonesia itu bagus-bagus.”…hehe…saya cuma tersenyum kecil. Saya semakin yakin bahwa bahasa Indonesia itu juga puitis dan mampu menyampaikan banyak hal. Bila pada masa kini jarang ada lirik lagu berbahasa Indonesia yang bagus, itu karena kemampuan para penulisnya saja yang kurang mengeksplorasinya. Buktinya para penulis lirik jaman dulu bisa menciptakan lagu berlirik indah.

Salah satu lagu lama yang bagus menurut saya, dari sisi musik dan juga liriknya, adalah lagu yang berjudul “Kau”. Lagu ini berada di urutan ke-102 lagu Indonesia terbaik versi Rolling Stone. Lagu yang dinyanyikan oleh Chandra Darusman dan diciptakan oleh dirinya dan dua orang lain; Tito Sumarsono dan Pancasilawan ini hadir pada tahun 1982, dari album “Indahnya Sepi”. Lagu ini dulu seringkali menemani saya bila mendengarkan radio di malam hari tetapi sepertinya bukan pada tahun 1982, mungkin sekitar tahun 1985 ke atas.

Pada tahun 2006, lagu ini dinyanyikan kembali oleh Trisa untuk Original Soundtrack 6:30. Filmnya sendiri saya tidak tahu karena belum menontonnya. Yang saya tahu, lagu-lagu OST film 6:30 ini bagus semua. Selain Trisa itu, ada juga C’mon Lennon, Naif, Tomorrow People Ensemble, Imanez, Zeke and the Popo, dan Pure Saturday.
Ada rekan yang punya informasi siapa Trisa?

Selamat menikmati lirik yang indah ini, apalagi bila sambil mendengarkan lagunya, baik versi lama ataupun versi baru.

Kau
Penyanyi : Trisa
Pencipta : Chandra Darusman, Tito Sumarsono, dan Pancasilawan

Kau...sulutkan hatiku
menerawang jauh
menembus ke dalam
Kau...bangkitkan gairahku
hasratku menggapai
harapan bersama

Oh...penyesalan kini
tiada arti lagi
kusadari semua yang terjadi
Maafkan diriku
yang tak mungkin akan
menghalaukan hati
insan yang ada
telah lama bersama

Ku...tetapkan impianku
bersama kasihku
tertuju bersatu
Derap langkah bersama
alunan irama
seia sekata

Oh...mengapa terjadi
pertemuan dengan
seorang yang mempesonaku
di kala diri ini
t'lah terpadu janji
tak mungkin kan kuingkari
apa dayaku
menghadapi kenyataan
(ku harus menghadapi)

1 komentar:

  1. gan minta link lagu versi trisa dong, ane cari di google susah banget

    BalasHapus

Menulis Lagi, Berjuang Lagi

Di akhir tahun mencoba lagi menulis rutin di blog ini setelah sekitar enam tahun tidak menulis di sini, bahkan juga jarang sekali mengunjung...